Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gambar Produk 1
Jasa Desain Kaos, Desain Batik , LOGO dan desain grafis lainya
Email : mastertracer69@gmail.com

Keutamaan Bulan Syaban Dan Keistimewaan Manfaat Puasa Bulan Syaban

keutamaan-malam-Nisfu-Sya'ban-dan-keistimewaan-puasa-bulan-Sya'ban
Keutamaan Bulan Syaban Dan Keistimewaan Manfaat Puasa Bulan Syaban - Setelah kita memupuk amalan bulan rajab lewat keberkahan dan keutamaan bulan rajab dengan meningkatkan frekuensi ibadah lewat sholat dan puasa sunnah. Tiba saatnya untuk lebih meningkatkan amalan ibadah di bulan syaban dimana kita bisa memanfaatkan momentun keutamaan bulan syaban dan keistimewaan puasa sya'ban sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW.  Pada bulan syaban ada suatu malam dimana Allah SWT akan memeriksa catatan amalan dalam kurun waktu setahun sebelumnya, dan malam itu disebut malam nisfu syaban. Malam Nisfu Syaban adalah suatu malam pada pertengahan bulan Sya’ban yang bisa diartikan malam pengampunan dosa, malam berdoa dan malam pembebasan , 

Biasanya diisi dengan beberapa amalan ibadah bulan syaban seperti Puasa sunnah , shalat sunat Nisfu Sya'ban secara sendirian atau berjamaah karena pada malam Nisfu Sya'ban diterangkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali. Beliau mengatakan bahwa malam Nisfu Sya’ban adalah malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan) sebagai permulaan yang baik dalam menyambut bulan agung bulan penuh maghfirah dan ampunan bulan ramadhan 

Banyak orang yang melalaikan bulan Syaban. Padahal bulan ini adalah bulan yang istimewa. Di bulan Syaban inilah amal manusia diangkat kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Rasulullah bersabda tentang hikmah keutamaan dan keistimewaan bulan syaban :
"Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam" (HR. An-NasaI; hasan)

Keutamaan kedua dari bulan Syaban ada pada pertengahannya, yakni Nisfu Syaban. Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan nishfu Syaban :
"Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam nishfu Syaban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya" (HR. Ibnu Majah; syaban)

Adapun dalil-dalil yang berkaitan dengan amalan-amalan diatas itu berangkat dari Hadits yang menerangkan tentang keutamaan bulan sya`ban hususnya nisfu sya`ban ditambah dalil umum yang berkaitan dengan kumpul bersama 

Sebab tidak ada larangan seseorang untuk melakukan ibadah diwaktu tertentu apalagi disana ada anjuran dari rosulullah SAW untuk memperbanyak ibadah dibulan Sya`ban khususnya nisfu sya`ban sebagai mana yang dikatakan ibnu Taimiyyah:

قال ابن تيمية : ” وأما ليلة النصف فقد روى في فضلها أحاديث وآثار ونقل عن طائفة من السلف أنهم كانوا يصلون فيها فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجة فلا ينكر مثل هذا وأما الصلاة فيها جماعة فهذا مبني على قاعدة عامة في الاجتماع على الطاعات والعبادات “( ابن تيمية ،مجموع الفتاوى ، ج 23 ص 132 

Artinya : Adapun malam Nisfu sya`ban banyak Hadits dan perkataan para sahabat , tabiin yang menjelaskan keutamaannya bahkan para salaf melakukan shalat pada malam tersebut dan melakukan shalat dengan sendiri itu telah dilakukan oleh salaf, makanya tidak boleh diingkari sedangkan shalat berjamaah itu masuk kaidah umum yaitu melaksanakan amal ibadah bersama-sama.

Hikmah keutamaan Puasa di Bulan Sya’ban

Pendapat yang paling kuat adalah keterangan yang sesuai dengan hadits dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya: "Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya'ban. 

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa." (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani)

Kesimpulan dan faedah dari hadits ini

1. Bulan Sya'ban adalah bulan Mulia.
2. Pada bulan Sya'ban, amalan-amalan hamba diangkat kepada Allah
3. Perbanyak puasa sunnah pada bulan Sya'ban, tanpa penentuan tanggalnya.

Memperbanyak Ibadah di Malam Nisfu Sya’ban
Kemudian beliau menjelaskan tentang para ulama yang berselisih pendapat tentang status keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. 

Pendapat pertama, tidak ada keuatamaan khusus untuk malam Nisfu Sya'ban. Statusnya sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya'ban adalah hadis lemah. 

Al Hafidz Abu Syamah mengatakan: Al Hafidz Abul Khithab bin Dihyah (dalam kitabnya tentang bulan Sya’ban) mengatakan, "Para ulama ahli hadits dan kritik perawi mengatakan, 'Tidak terdapat satupun hadis shahih yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban'." (Al Ba’its ‘ala Inkaril Bida’, Hal. 33).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Sya'ban dan Nisfu Sya'ban. Beliau mengatakan, "Terdapat beberapa hadis dhaif tentang keutamaan malam nisfu Sya'ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat di malam Nisfu Sya'ban, semuanya statusnya palsu, sebagaimana keterangan para ulama (pakar hadis)." (At Tahdzir min Al Bida’, Hal. 11)

Pendapat kedua, terdapat keutamaan khusus untuk malam Nisfu Sya'ban. Pendapat ini berdasarkan hadis shahih dari Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu 'anhu, dimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya'ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani). Para Ulama berbeda pendapat. Sebagian mereka mendha’ifkannya (melemahkannya) dan sebagain yang lain menshahihkannya. Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syaikhul Islam mengatakan, "…pendapat yang dipegangi mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Madzhab Hambali adalah meyakini adanya keutamaan malam Nisfu Sya'ban. 

Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para sahabat dan tabi'in…" (Majmu’ Fatawa, 23:123)

Menurut Imam Al-Ghazali menyampaikan pula bahwa: 

-Allah SWT memberikan sepertiga syafaat kepada hambanya pada malam ke-13 bulan syaban . 
-Allah SWT memberikan seluruh syafaat itu diberikan secara penuh pada malam ke-14 bulan syaban. 
- Pada malam ke-15 bulan syaban, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT. istilahnya pengumpulan buku raport dari semua manusia.

Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfiroh, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang shaleh.

Ada Beberapa Pendapat dari Para 'Ulama' tentang hikmah dan keutamaan bulan sya'ban diantarnya :

1.Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jilaniy berkata: “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr”.

2.Imam Syafii rahimahullah berkata : “Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu: malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab, dan malam nisfu sya’ban”.

3.Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata: “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada Nabi saw, karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy … diturunkan pada bulan itu (dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh).

Bulan Sya’ban adalah bulan di mana Rasulullah Nabi Muhammad saw melakukan banyak puasa sunnahnya Nabi Muhammad tidak melakukan puasa sunnah sebanyak di bulan Sya’ban. Usamah bin Zaid berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Syaban." Rasulullah menjawab, "Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa." (HR. An-NasaI; hasan)

Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu anha juga meriwayatkan kebiasaan hadits yang menunjukkan amal di bulan Syaban ini. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Syaban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Syaban. (HR. Al Bukhari)

Ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menerangkan bahwa kalimat "berpuasa sebulan penuh" adalah ungkapan majaz. Dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang boleh mengatakan "berpuasa sebulan penuh" padahal yang dimaksud adalah "berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu".

Dari keterangan tersebut, kita menjadi tahu bahwa berpuasa sunnah di bulan Syaban menjadi begitu istimewa karena pada bulan ini amal diangkat, bulan ini dilalaikan oleh banyak manusia, dan sekaligus puasa Syaban merupakan persiapan puasa Ramadhan. 

Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhyidin Mistu, Mushthafa Al-Bugha, dan ulama lainnya dalam Nuzhatul Muttaqin.

Diriwayatkan dari Umi Salmah: “Saya tak pernah melihat Rasulullah puasa dua bulan berturut-turut kecuali di bulan Sya’ban dan Ramadan.” Dalam redaksi lain: “Tidak pernah Rasulullah melakukan puasa sunnah sebulan penuh kecuali di bulan Sya’ban.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah). Dan dalam redaksinya Ibnu Majah: “Nabi pernah puasa (penuh) di bulan Sya’ban dan Ramadan.”

Jadi puasa sebulan penuh di Sya’ban itu tetap disunnahkan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali seseorang yang (memang seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia berpuasa" (HR. Al Bukhari)

pada bulan Syaban secepatnya melunasi hutang-hutang puasa, khususnya bagi muslimah yang masih belum selesai mengqadha puasa Ramadhan. Kalaupun sehari-dua hari di akhir Sya’ban itu tidak diperbolehkan, itu karena untuk menghindari ketidakjelasan. Dengan demikian, jika sudah tahu kapan awal Ramadan, maka tidak apa-apa melakukan puasa sampai akhir Sya’ban..

Aisyah mengatakan:

Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Syaban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu alaihi wasallam. (HR. Al Bukhari)

Hikmah keutamaan dan keistimewaan puasa sunnah di bulan Sya’ban 
“Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani)

pada bulan Syaban ialah memperbanyak ibadah dan amal shalih secara umum. Baik menggiatkan shalat rawatib, shalat malam, tilawah Al-Quran, sedekah, amal sosial dan lain-lain. Karena bulan Syaban merupakan bulan diangkatnya amal, maka alangkah baiknya ketika amal kita benar-benar bagus pada bulan ini

Baca Juga Artikel Menarik Lainnya


Demikian Keutamaan Bulan Syaban Dan Keistimewaan Manfaat Puasa Bulan Syaban, semoga bermanfaat.